BANDARQKARTU.ORG - KOMUNITAS KARTU VIP CLUB - 8 GAME 1 USER ID - MINIMAL DEPOSIT & WITHDRAW 20RIBU - BONUS ROLLINGAN 0.3% & BONUS REFFERAL 15% - CS ONLINE 24JAM - BANK ONLINE INDONESIA (BCA / BRI / BNI / MANDIRI / DANAMON)

Senin, 21 Januari 2019

9 Mitos Seputar Berhubungan Seks saat Hamil


Ada banyak mitos seks di sekitar kita. Salah satunya tentang berhubungan seks saat hamil. Walaupun begitu, beberapa penelitian membuktikan bahwa mitos seks tersebut salah. Dikutip dari berbagai sumber, berikut ini 9 mitos yang salah seputar seks saat hamil beserta penjelasan ilmiahnya.


Bayi tidak akan terpengaruh oleh penetrasi yang dilakukan penis. Di sebagian besar kasus kehamilan, penis tidak akan menyakiti bayi dan tidak akan berkontak dengannya saat melakukan penetrasi seksual. Menurut yayasan nirlaba ibu dan anak, March of Dimes, bayi dilindungi oleh kantung ketuban dan cairannya, serta dinding rahim.


Kenyataannya, beberapa orang mengalami dorongan seks yang lebih tinggi saat sedang hamil. Profesor kebidanan dan kandungan Lauren Streicher dari Northwestern University mengatakan, banyak wanita yang mengalami lonjakan hormon selama trimester kedua. Ini bisa menyebabkan peningkatan gairan seks.


Menurut Healthline, beberapa bercak yang muncul setelah berhubungan seks saat hamil relatif normal karena serviks masih sangat sensitif. Namun, apabila ada pendarahan lebih, ini yang harus dikhawatirkan. Apabila ragu-ragu, ada baiknya untuk memeriksakan diri ke dokter.



Seks tidak menginduksi persalinan. Hal ini diungkap dalam sebuah penelitian yang dilakukan di University of Malaya, Malaysia.

"Kami sedikit kecewa karena tidak menemukan hubungannya," kata profesor kebidanan dan ginekologi Dr. Tan Peng Chiong. "Pasti menyenangkan bagi pasangan untuk memiliki sesuatu yang aman, efektif, dan bahkan mungkin menyenangkan bahwa mereka bisa menggunakan diri mereka sendiri untuk membantu persalinan sedikit lebih awal jika mereka menginginkannya," tambahnya.


Ada baiknya tetap mengkonsultasikan ini kepada dokter. Namun menurut Parents, kontraksi yang dialami selama orgasme dan kontraksi saat melahirkan adalah tipe yang berbeda sama sekali. Namun, apabila memiliki riwayat keguguran atau kelahiran prematur, serviks tidak melebar, atau mengalami pendarahan hingga keputihan vagina yang tidak diketahui, segera bicarakan dengan dokter.



Menurut FitPregnancy, mainan seks seperti vibrator aman untuk digunakan selama kehamilan. Selama mereka tetap bersih dan bebas kuman. Ini tentu saja juga berlaku saat seseorang tidak hamil.


Bukan berarti seseorang tidak bisa melakukan seks oral saat pasangannya mengalami kehamilan. Bahkan, ini bisa menjadi alternatif yang lebih nyaman daripada penetrasi. Tergantung jangka waktu kehamilan.

Namun, American Pregnancy Association meminta agar pasangan tidak meniupkan udara ke dalam vagina saat oral. Gelembung yang muncul bisa menyebabkan perbedaan tekanan yang bisa menghancurkan pembuluh darah di sekitar permukaan.



Bayi tidak akan tahu jika berhubungan seks dengan pasangan saat hamil. Ini juga tidak akan membuat buah hati di dalam perut mengalami trauma. Selain itu, dia juga tidak akan mengingatnya.


Tidak semua posisi seks aman dilakukan saat hamil. Misalnya misionaris. Posisi semacam ini bukan pilihan terbaik di 20 minggu kehamilan. Menurut Healthline, ketika seorang wanita hamil berbaring telentang untuk waktu yang lama, berat rahim bisa menekan aliran darah yang diperlukan ke seluruh tubuh dan untuk bayinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.